Risiko Minum Paracetamol Saat Hamil
Posted by Unknown
Posted on Kamis, April 17, 2014
with No comments
Ibu hamil disarankan tidak mengkonsumsi sembarang obat, meski hanya untuk demam. Konsumsi obat tanpa mengetahui efek sampingnya dikhawatirkan akan membahayakan kesehatan ibu dan janin.
Kekhawatiran ini terbukti dalam riset yang membuktikan, konsumsi paracetamol selama kehamilan berisiko menyebabkan anak yang dilahirkan menderita ADHD. Padahal, parasetamol tersedia bebas dan biasa digunakan sebagai pereda rasa sakit.
Dalam riset ini peneliti menemukan, parasetamol atau dikenal sebagai acetaminophen, dapat meningkatkan risiko gangguan hiperaktif hingga tiga kali lipat. Risiko ini makin tinggi bila ibu mengkonsumsi painkiller untuk waktu yang lama saat hamil.
Meski begitu tim peneliti menegaskan, perlu lebih banyak riset untuk meyakinkan hasil yang diperoleh, sebelum menyebarkan hasil studi secara luas.
Paracetamol berisiko bagi ibu hamil dan janin karena dapat mengganggu keseimbangan hormon pada rahim, akibatnya perkembangan otak tidak bisa terjadi layaknya dalam keadaan normal. Meski masih diperlukan data dan riset lebih lanjut, NHS menyarankan wanita hamil yang memerlukan pereda rasa nyeri, mengkonsumsi parasetamol dalam dosis rendah dan dalam jangka waktu pendek.
ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder, adalah kumpulan masalah tingkah laku yang berhubungan dengan lemahnya perhatian. Masalah ini meliputi impulsif, tidak kenal lelah, dan hiperaktif.
Dalam riset yang telah dilakukan ini, peneliti mengumpulkan data lebih dari 64 ribu anak dan ibu di Demark pada 1996 hingga 2002. Orangtua yang mengalami masalah tingkah laku anak, mengisi kuisioner yang diberikan.
Sekitar setengah ibu dilaporkan menggunakan parasetamol saat hamil. Hal ini berhubungan dengan peningkatan risiko gangguan hiperkinetik, yang merupakan bagian dari ADHD, sebesar 37 persen. Anak dari wanita yang menggunakan pain killer, berisiko 29 persen mengkonsumsi obat untuk mengontrol ADHD, dan sebesar 13 persen berpeluang menderita ADHD saat berusia 7 tahun.
Risiko ini makin besar pada anak dengan ibu yang mengkonsumsi paracetamol selama 6 bulan atau lebih, dalam jumlah yang besar. Pada riset yang dipublikasikan dalam JAMA Pediatrics ini, risiko mengalami hiperkinetik dua kali lebih besar, dan meningkat menjadi 50 persen untuk menerima pengobatan ADHD.
Menurut peneliti dari University of California, Los Angeles, Zeyan Liew, beberapa studi mengatakan, acetaminophen mempengaruhi perkembangan kelamin dan hormon. Akibatnya, terjadi gangguan pada perkembangan saraf dan disfungsi tingkah laku.
semoga bermanfaat
sumber: http://health.kompas.com/
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Untuk Komentar Dan Waktu Luangnya Sudah Mengunjungi Blog Sederhana ini
Semoga Artikel ini Bermanfaat.